Serial 4 artikel: -1.Perlukan berbisnis -2.Rahasia bisnis-3.perlukan berbisnis -4.perlukan berbisnis
Bagi yang belum punya pekerjaan atau belum mapan tentu sangat perlu untuk berbisnis, bagaimana untuk yang sudah punya pekerjaan? Lewat tulisan ini Anda akan menemukan jawaban bahwa kita perlu berbisnis.
Bagi yang belum punya pekerjaan atau belum mapan tentu sangat perlu untuk berbisnis, bagaimana untuk yang sudah punya pekerjaan? Lewat tulisan ini Anda akan menemukan jawaban bahwa kita perlu berbisnis.
Kebanyakan orang merasa cukup puas dan
aman jika mendapatkan penghasilan dengan menjadi pekerja atau karyawan, lantas
mengapa kita perlu memiliki bisnis meski sudah mendapatan pekerjaan yang bagus?
Kita perlu berbisnis yang benar-benar terarah, terprogram, bukan hanya untuk
jangka pendek tapi juga jangka panjang untuk mencapai kebahagiaan. Bukankah
banyak orang yang pernah sukses tapi akhirnya bangkrut? Atau banyak
hutang? Atau seorang pekerja dengan gaji
besar namun susah di kala tuanya? Atau seorang seniman yang bergelimang harta
saat karirnya melonjak, di saat karirnya merosot akhirnya merosot pula kwalitas
hidupnya secara drastis? Ada juga yang kena PHK?
Tahap awal pembahasan kita adalah kenalilah
dulu apa profesi Anda:
1. Pekerja (employe)
Yaitu dirinya bekerja untuk orang lain
seperti karyawan, buruh pabrik, dan sebagainya. Apa yang dilakukan adalah
barter (pertukaran) waktu dengan uang, maksudnya adalah penghasilan terbatas
dengan tenaganya yaitu kerja sehari dibayar sehari, kerja sebulan dibayar
sebulan dst, tidak kerja tidak dapat gaji.
Untuk mendapatkan uang yang semakin besar
maka harus mengeluarkan tenaga yang semakin besar juga, atau waktu yang lebih
banyak yaitu dengan kerja lembur karena nilai uang adalah sesuai dengan apa
yang dihasilkan.
Namun perlu diperhatikan bahwa apabila kerja
lembur ini selalu dituruti (terlalu berlebihan karena untuk mendapatkan uang
yang lebih besar lagi) maka akibatnya tidak baik untuk dirinya yaitu tenaga
yang terlalu terkuras untuk pekerjaan, kurang waktu untuk keluarga, untuk
keagamaan dan interaksi sosial lainnya.
Untuk yang bekerja dengan sistim gaji maka
penghasilannya adalah tetap karena sudah ditentukan waktu kerja dan besarnya
gaji. Tugasnya adalah memenuhi kewajiban tugas yang juga sudah ditentukan.
2.Pekerja untuk dirinya sendiri
(self-employe/profesional/small business).
Yaitu mempunyai profesi untuk dirinya
sendiri. Contoh: dokter, seniman, pengacara. Maka yang menjadi prioritas adalah
bekerja lebih baik untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Kerja sedikit
hasil sedikit. Apabila karier melonjak hasil besar, karir surut hasil surut
pula.
Seorang dokter harus berusaha memaksimalkan keahliannya
untuk mengusahakan kesembuhan pasiennya. Seorang seniman harus tetap berkarya
dan mengeluarkan inovasi-inovasi baru agar kariernya melonjak atau setidaknya
bertahan. Perlu kreativitas dan menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggan/penggemar.
3.Pe-bisnis (business owner)
Yaitu mempunyai usaha sendiri dan orang lain
bekerja untuk dirinya seperti pengusaha yang melibatkan karyawan/pekerja.
Pe-bisnis memiliki potensi penghasilan yang tidak terbatas, namun yang
merupakan tantangan terberat adalah persaingan yang sangat ketat. Seorang
pengusaha harus kreatif dan pandai membaca pasar. Salah menilai bisa menjadi
penyebab bangkrut usahanya.
Setiap pengusaha tentu mencari bidang-bidang
yang sangat berpotensi, namun perlu diingat bahwa dalam dunia bisnis semakin
potensi suatu usaha maka semakin banyak persaingan akibatnya potensi yang
besarpun akhirnya menjadi semakin mengecil pula.
Sebagai pe-bisnis, karyawan adalah mitra
untuk mencapai kesuksesan, maka dari itu perlu mencari karyawan yang kompeten,
namun mencari karyawan yang sangat potensial adalah sulit, bisa terjadi
persaingan juga dari perusahaan lain dalam hal karyawan, sehingga terjadi
pembajakan karyawan yang potensial yaitu perusahaan lain yang memberikan janji
akan meberikan bayaran yang lebih besar. Maka dari itu karyawan harus
diperhatikan dengan layak. Namun dengan semakin banyaknya pengangguran dan
minimnya lapangan kerja, mencari karyawan yang berkwalitas relatif menjadi
tidak sulit.
Perlu tindakan cadangan untuk menjaga
berbagai kemungkinan yang terburuk misalnya dengan asuransi. Semakin maju suatu
usaha semakin perlu perhatian dan menyita banyak waktu. Apabila membuka suatu
cabang baru maka perlu modal besar, maka sebelum itu harus sudah dikaji dengan
matang.
Sebagai pengusaha harus menjaga hubungan yang
bagus dengan relasi, karyawan, pemerintah, dan sesama bisnis namun rahasia
perusahaan tetap harus dijaga. Perlu tetap belajar dan memunculkan
inovasi-inovasi baru. Harus selalu introspeksi terhadap usahanya agar tidak
ketinggalan dengan yang lainnya. Perlu biaya-biaya untuk kemajuan dan
perkembangan usahanya seperti training karyawan, promosi, uji coba produk baru
yang tidak terelakkan apabila ingin bersaing dan tidak ingin tersisih.
4.Investor
Yaitu menanamkan modal untuk investasi. Program
seorang investor adalah mencari tempat penanaman modal yang kecil resikonya
tapi besar keuntungannya. Namun hukum dalam investor adalah keuntungan besar
resiko besar, keuntungan kecil resiko kecil.
Bagi seorang investor, uang akan berjalan
mendatangkan laba secara terus-menerus seiring dengan berjalannya waktu apabila
tempat penanamannya memang menghasilkan laba, maka perlu memilih tempat
penanaman yang potensial.
Perlu meneliti tempat untuk menamkan modalnya
agar tidak tertipu. Untuk menjaga berbagai kemungkinan buruk pada suatu tempat
investasi maka perlu menanamkan pada beberapa tempat investasi. Akan tetapi
untuk bisa menjadi seorang investor harus mempunyai modal terlebih dulu.
Masa tua
Profesi Anda termasuk yang mana? Pertanyaan
selanjutnya adalah bagaimana potensinya untuk jangka panjang? Bagaimana untuk
masa tua nanti? Seorang pekerja harus pandai-pandai mengatur uangnya. Apabila
hanya mengandalkan hasil dari tenaganya di kala muda, maka pada masa tua di
saat tenaga sudah turun maka menurun pula penghasilannya. Untuk mendapatkan
pensiun maka perlu persiapan sendiri untuk memperoleh dana pensiun tersebut
yaitu misalnya dengan menabung. Begitu pula untuk self-employe.
Berapa jumlah dana yang harus ditabung
perbulan agar mendapat pensiun yang cukup? Misalnya saja dalam kondisi saat ini
kita ingin mendapat dana pensiun dengan nilai Rp.1 juta rupiah perbulan dengan
asumsi ditaruh di bank dengan bunga ±8% pertahun= 0,67% perbulan, maka dana yang
harus dipunyai adalah sebesar ±Rp.150 juta. Apabila ditabung dalam masa 25
tahun, maka nilai yang harus ditabung adalah Rp.6 juta setahun= Rp.500 ribu
perbulan. Namun tentu saja ini sangat berat bagi kalangan umum masyarakat
Indonesia. Bagaimana bisa menabung apabila penghasilan hanya cukup untuk
kebutuhan sehari-hari saja?
Disamping itu nilai tabungan akan semakin
menurun karena terpengarus inflasi. Coba apabila kita menabung selama 25 tahun
sejak tahun 1990 berarti pada tahun 2005 sudah sampai 15 tahun dan kurang 10
tahun lagi, bagaimana nilai uang sebesar Rp.500 ribu pada tahun 1990?
Tentu sangat besar, uang sebesar itu untuk sekarang nilainya adalah sama dengan
Rp.1,5 juta s/d Rp.2 juta. Mengeluarkan uang Rp.150.000 pada tahun 1990 adalah
seperti Rp.500 ribu pada saat ini. Sebagai ukuran yang ideal untuk menilai
seberapa besar nilai inflasi adalah dengan kurs harga emas, yaitu berapa harga
1 gram emas tahun 1990 dan berapa pada tahun ini. Lalu seberapa besar nilai
uang Rp.500 ribu pada 2015? Mungkin nilai pensiun yang kita rancang Rp.1 juta
perbulan untuk tahun 2015 nilainya sama dengan Rp.250 ribu untuk saat ini.
Apakah nilai bunga-berbunga sepadan dengan nilai inflasi?
Ada tiga jenis simpanan yang bisa dipilih:
- Tabungan biasa
Mendapatkan manfaat bunga untuk bank konvesional (sistim bunga) atau bagi hasil untuk bank syariah. Namun apabila terjadi sesuatu musibah yang tidak terduga bias saja uang tersebut terkuras kembali misalnya sakit. - Tabungan plus Asuransi
Mendapatkan manfaat perlindungan antara lain jaminan santunan untuk ahli waris apabila meninggal dunia dan/atau jaminan pengobatan apabila sakit, sesuai dengan apa yang sudah tertulis dalam isi perjanjian. Apabila belum habis masanya dan berminat mengundurkan diri, maka untuk tahun-tahun awal nilai pengembalian yang diambil adalah jauh lebih kecil dari pada uang yang sudah disetorkan karena adanya suatu proteksi (perlindungan). Untuk 5 tahun ke atas barulah nilai uang sudah bertambah besar. - Investasi
Suatu simpanan yang diharapkan akan memiliki nilai yang semakin bertambah, minimal mengikuti laju inflasi. Contoh: tanah, emas. Menyimpan emas terbukti sejak dulu selalu mengikuti inflasi, ini diterapkan oleh semua kalangan dari masyarakat kecil sampai kelas atas. Sekarang banyak pegadaian dan bank yang melayani pembelian dan jasa penyimpanan emas, bahkan emas yang dibeli bisa diangsur/kredit. Membeli tanah juga terbukti mengikuti inflasi, bahkan untuk daerah yang potensial dan cepat berkembang nilainya bisa cepat berlipat, misalnya pada daerah yang perkembangannya cepat. Investasi lainnya seperti pembelian Saham.
Seperti yang telah di bahas sebelumnya, untuk ukuran masyarakat umum Indonesia masih banyak yang belum memungkinkan untuk itu, lain dengan negera-negara yang sudah lebih maju memiliki pendapatan perkapita cukup tinggi. Namun sebenarnya perusahaan asuransi sekarang juga sudah memberikan solusi yaitu premi yang cukup terjangkau untuk masyarakat kecil.
Untuk
employe dan self-employe tidak bisa diwariskan kepada anak cucu. Jadi untuk
masa depan anak cucunya harus sudah dirancang sewaktu ia masih menghasilkan
income yang maksimal (saat produktif). Untuk business-owner dan investor bisa
diwariskan.
Untuk itu,
perlu kombinasi dari keempat bidang profesi di atas terutama yang sesuai
keahliannya pada bidang profesi asalnya. Seorang dokter disamping dinas bisa
praktek di rumah, beli saham klinik. Seniman membuka toko alat-alat seni atau
dengan membeli saham produk seni, karena itu adalah sesuai dengan bidangnya dan
paham dengan hal tersebut karena untuk terjun ke suatu bidang bisnis memang
perlu kretitifitas dan kontrol.
Berdasarkan hasil survey di Harvard University
Amerika menunjukkan bahwa pada usia 65 th, orang terbagi dalam beberapa keadaan
sebagai berikut:
- 35 % meninggal
dunia
- 5 % masih bekerja
- 4 % pensiun /
tabungan pas-pasan
- 55 % miskin
(tergantung pada anak, gelandangan,dll)
- 1 % kaya
Untuk 1 % orang yang kaya tersebut adalah
berasal dari profesi sbb:
- 10 % CEO, Top
manager
- 10 % dokter ahli,
pengacara, artis (professional yang sukses)
- 5 % sales
asuransi, sales rumah
- 1 % lain - lain
(lotre, judi, undian)
- 74 % bisnis (pemilik usaha)
Ternyata 74% dari yang kaya pada masa tuanya adalah para
pe-bisnis?
No comments:
Post a Comment